Skip to main content
Monthly Archives

January 2021

Manajemen Uang

Kesalahan Manajemen Uang yang Harus Dihindari

By KeuanganNo Comments

Masih banyak orang yang susah untuk mengatur uang dengan baik, terlebih dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran. Hal ini bisa dijumpai melalui tindakan pemborosan, pemenuhan gaya hidup berlebih, dan keresahan jika uangnya menipis.

Kesalahan manajemen uang adalah penyebab utama kejadian ini terjadi di masyarakat dan menjadi masalah besar yang seringkali ditemui oleh institusi keuangan.

Oleh karena itu perlunya pemahaman mengenai bagaimana mengatur uang yang baik. Berikut beberapa kesalahan yang perlu dihindari:

1. Tidak Mencatat Pengeluaran

Anda harus paham berapa pengeluaran yang dihabiskan agar bisa dihitung untuk waktu yang akan datang. Anda perlu tahu berapa pengeluaran sehari-hari dan mencatatnya secara rutin. Hal ini akan menyebabkan pengeluaran yang tidak terkendali dan tidak seimbang dengan pemasukan.

2. Mengatur Uang untuk Waktu Singkat

Kebiasaan mengatur uang harusnya dilakukan untuk waktu yang lama. Namun kebanyakan orang memiliki kebiasaan ini untuk waktu yang singkat ketika kondisi finansial sedang sekarat saja. Kesalahan ini harus dihindari oleh setiap orang karena tanpa pemikiran panjang masa depan keuangan bisa merugi.

3. Tidak Tahu Tujuan Keuangan

Tujuan keuangan yang tidak jelas adalah kesalahan besar dalam mengelola uang. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena memunculkan keresahan pada diri seseorang. Tidak tahu atau lalai tujuan akan keuangan membuat kondisi keuangan tidak jelas dan susah untuk menjadi sukses.
Hindari dengan merencanakan tujuan keuangan saat mengatur dan menyusun rencana keuangan. Hal ini merupakan salah satu tindakan manajemen uang yang baik dan terkontrol.

4. Prioritas Keuangan Tidak Jelas

Selain tujuan prioritas keuangan yang tidak jelas juga menjadi salah satu indikator jeleknya manajemen keuangan. Pengeluaran yang tidak dibagi dalam beberapa prioritas tentu bisa berakibat adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Hal ini membuat penghasilan habis begitu cepat karena digunakan untuk hal yang tidak menjadi prioritas.

5. Kurangnya Komitmen Keuangan

Komitmen atau berjanji dengan diri sendiri dan orang lain harus kuat apalagi dalam urusan keuangan. Kurangnya komitmen seperti berjanji hidup hemat akan membuat manajemen keuangan tidak akan berjalan baik. Hal ini pun berimbas dengan pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang karena pengeluaran banyak digunakan untuk hal yang melanggar komitmen.

6. Tidak Paham Aturan Asuransi

Banyak orang memanajemen uang dengan mengikuti asuransi untuk jaminan kehidupan lebih baik. Asuransi yang baik tentu menjadi idaman bagi setiap orang. Namun banyak kesalah terjadi di mana orang hanya ikut asuransi karena tergiur promo atau hanya sekedar kenal penjualnya saja.
Lagi – lagi memanajemen uang pada asuransi harus paham aturan dan juga bagaimana menetapkan tujuan, prioritas, serta komitmen. Memenuhi kebutuhan asuransi tanpa tahu aturannya atau hanya karena kenal dengan agennya, akan membuat kondisi keuangan menjadi tidak seimbang dan ujung – ujungnya merugi di masa depan.

7. Ikut – ikutan Dalam Berinvestasi

Investasi bukanlah hal buruk karena menjanjikan di masa depan. Namun banyak kasus di masyarakat banyak orang yang justru jatuh karena investasi seperti tidak untung atau tertipu investasi bodong. Hal ini biasanya diakibatkan oleh kebiasaan ikut – ikutan teman dalam berinvestasi tanpa pikir panjang dan mempelajari terlebih dahulu.

Meski terkadang ikut berinvestasi bisa menguntungkan, namun tanpa belajar dan mempersiapkan investasi secara matang tentu untung hasil investasi akan menjadi angan saja. Kesalahan ini membuat orang bisa masuk masalah ekonomi yang besar. Oleh sebab itu Anda perlu memiliki modal pengetahuan investasi dan pengalaman agar kondisi keuangan tetap baik walau berinvestasi.

Beberapa kesalahan di atas adalah salah satu hal yang harus dihindari ketika mengatur keuangan. Hal di atas tentu akan bisa membuat pendapatan serta pengeluaran tidak seimbang dan berujung pada kerugian pada keuangan sendiri. Jika sudah paham kesalahan yang ada saatnya memulai kebiasaan baik dalam manajemen keuangan, sehingga masa depan bisa lebih baik dari sekarang.

Cara Menjaga Keseimbangan Pekerjaan

Cara Menjaga Keseimbangan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi Selama WFH

By KeuanganNo Comments

Selama masih pandemi, lebih baik bekerja dari rumah untuk mencegah penularan virus corona.
WFH sehari dua hari sih sangat menyenangkan. Tetapi ini sudah berbulan-bulan, bahkan hampir setahun lamanya. Bete, jenuh, pasti sudah tingkat dewa.

WFH memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya sulit mengontrol jam kerja. Misal kalau di kantor jam 5 sore sudah bergegas pulang kerja, tapi karena di rumah, bekerja bisa bablas sampai malam.
Apalagi kalau disambi mengurus rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, memasak, dan aktivitas lainnya. Pasti makin sibuk, sehingga pekerjaan kantor akhirnya diselesaikan hingga larut.

Akibatnya, pola hidupmu malah berantakan. Jadi kacau balau. Oleh karena itu, berikut tips menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau di luar kantor tetap terjaga.

1. Buat jadwal kerja

Langkah pertama, kamu dapat membuat jadwal kerja. Patokannya jam kerja kantormu seperti biasa. Absen hadir jam 8 pagi, istirahat siang jam 12. Kembali bekerja pukul 1 siang sampai jam 5 sore.
Jangan mentang-mentang WFH, bangun lebih siang dan baru absen kerja jam 10 atau 11. Karena kalau kamu hadir lebih lambat, tetap saja jam kerjamu dihitung minimal 8 jam.

Jadi yang seharusnya pukul 5 sore sudah selesai, harus menyelesaikan tugas hingga pukul 7 atau 8 malam. Komitmen terhadap jam kerja yang sudah kamu buat, maka keseimbangan hidup yang kamu cari, pasti akan terwujud.

2. Pisahkan antara tugas kantor dan rumah

Namanya WFH, pasti jam kerjamu akan terbagi dengan tugas mengurus rumah, seperti memasak, mengepel, menyapu, mencuci baju, atau lainnya. Terlebih jika kamu sudah berkeluarga dan punya anak, mungkin saja disambi mengasuh anak. Atau anak mengajak bermain saat jam kerja.

Oleh karena itu, kamu harus bisa memisahkan antara tugas kantor dan rumah. Buat komitmen dalam diri, utamakan pekerjaan kantor. Setelah jam pulang pukul 5 sore, barulah kamu mengurus rumah atau bermain dengan anak. Inilah yang dinamakan profesional.

3. Fokus bekerja, abaikan godaan dan gangguan

Selama WFH, pastikan kamu tetap fokus bekerja. Biasanya bekerja dari rumah, banyak gangguan. Entah itu dari tugas rumah tangga, suara tetangga bergosip, anak-anak kecil bermain di depan rumah, suara tangisan bayi tetangga, teriakan orang berdagang, sampai godaan tidur siang di kasur empuk.

Walaupun sulit, kamu harus tetap fokus dan konsentrasi. Abaikan sejenak gangguan dan godaan tersebut sampai kamu menyelesaikan pekerjaanmu. Bila kamu fokus, maka pekerjaan kantor akan selesai dengan cepat, tepat, dan benar. Kamu tenang, atasanmu pun senang dengan kinerja baikmu meski dari rumah.

4. Hindari mencuri-curi waktu

Bekerja dari rumah alias WFH tidak ada bos atau rekan kerja yang memantau. Kamu bebas tanpa pengawasan. Meski demikian, bukan berarti kamu bisa main ponsel sesuka hati. Nonton drama Korea atau yutupan sampai lupa waktu.

Kalau kerjaanmu hanya begitu, kapan tugas kantor bakal selesai. Inilah yang sering dilakukan banyak karyawan, dan akhirnya terpaksa mengejar deadline pekerjaan kantor hingga larut.

5. Bekerja di ruangan khusus

Mau lebih nyaman dan fokus saat bekerja? Sebaiknya kamu bekerja di ruangan khusus. Misalnya satu ruangan dipakai selama WFH. Hindari bekerja di ruangan yang menghadap jalan raya karena akan sangat mengganggu kerjamu. Dan pastinya ruangan kerja ini, sebaiknya bukan kamarmu.
Kamar bisa jadi ‘setan’ yang menggodamu. Dari awalnya kerja sambil rebahan di kasur, lama-lama malah ketiduran.

Selain itu, tempel tulisan jangan diganggu atau don’t disturb supaya anggota keluarga lain mengetahui bahwa kamu sedang bekerja dan tidak mau diganggu dulu.

6. Jauhkan Dirimu dari Stres

Walaupun kamu disiplin dengan jadwal kerja maupun komitmen yang sudah dibuat selama WFH, tetapi kamu harus tetap bahagia. Gunakan waktu luangmu, semisal setelah pekerjaan selesai pukul 5 sore, untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai. Contohnya membaca, memasak, atau menonton satu judul film favorit.

Jadi dalam sehari, kamu tidak terus berkutat pada pekerjaan kantor saja. Waktu untuk bersantai tetap ada. Dengan begitu, kamu terbebas dari stres dan work life balance menjadi nyata.

Cara Menabung

Cara Menabung Paling Mudah

By KeuanganNo Comments

Siapa yang resolusi tahun barunya mengumpulkan uang alias menabung? Ini salah satu resolusi penting yang harus diwujudkan. Tujuannya demi masa depan keuangan yang lebih baik.

Masa iya selamanya kamu tidak punya tabungan. Gaji habis begitu saja tanpa jejak. Mulailah mengatur keuangan sejak dini, termasuk mengalokasikan dana untuk tabungan. Ini baru yang dasar lho, belum ke tahap investasi.

Memiliki tabungan sangat krusial. Apalagi kalau kamu kena musibah, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), mendadak sakit, membayar utang, dan kebutuhan lainnya.

Tabungan dapat menjadi penyelamat saat kamu tidak punya dana darurat. Sementara kantong sudah cekak. Daripada gali lubang, lebih baik “bobok” tabungan.

Menabung sebenarnya bisa di mana saja. Hal yang penting yaitu komitmen dan disiplin menyisihkan uang setiap bulan, atau kalau perlu setiap hari.

Berikut ini cara menabung yang paling mudah buat siapapun:

1. Sisihkan minimal 10 persen dari gaji ke tabungan

Dalam prinsip dasar mengatur keuangan, anggaran untuk pos tabungan minimal 10 persen dari gaji atau penghasilan. Mau 20 persen? Itu lebih baik.

Kalau kamu sedang dalam tahap belajar mengelola keuangan, menyisihkan 10 persen sudah bagus. Jika gajimu Rp 5 juta per bulan, berarti minimal Rp 500.000.

Langsung sisihkan begitu kamu terima gaji atau penghasilan. Jangan menunggu dari sisa gaji karena biasanya tidak sesuai kenyataan. Inginnya menabung, tetapi lihat pakaian, sepatu, tiket murah, menabung hanya sekadar angan-angan.

2. Masukkan dana tersebut ke rekening tabungan

Kids zaman now harusnya sudah melek keuangan. Ada bank sebagai wadah mengumpulkan dan menyimpan uang dengan aman. Jadi, tidak perlu lagi simpan uang di bawah bantal atau kasur, maupun di lemari baju.
Kamu bisa buka rekening tabungan di bank. Pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuanganmu. Misalnya yang setoran awalnya Rp 50.000. Bebas biaya administrasi, atau yang menawarkan keuntungan lain.

Kalau kamu punya rekening tabungan di bank, bukan hanya uang bakal aman, tetapi juga akan memudahkanmu bila sewaktu-waktu ingin mengajukan pinjaman atau kredit di bank.
Dengan memiliki rekening tabungan, kamu pun tidak perlu repot jika mendapatkan bantuan dari pemerintah di masa pandemi ini. Sebab bantuan sekarang sifatnya non-tunai. Langsung ditransfer ke rekening penerima.

3. Simpan uang receh di celengan

Selain menabung di bank, cara mengumpulkan uang berikutnya adalah di celengan. Tetapi, bukan uang yang nominalnya besar, cukup uang receh.

Misalnya uang koin Rp 1.000, Rp 500, atau Rp 200 dan Rp 100. Uang pecahan Rp 2.000 juga bisa. Jangan sepelekan uang receh. Kalau dikumpulkan setiap hari, lama-lama akan banyak.
Menabung Rp 2.000 setiap hari, jika rutin selama 5 tahun, bisa mencapai Rp 3,6 juta. Sudah cukup buat DP motor. Itulah the power of receh.

4. Menabung sesuai tanggal

Cara ini bisa kamu terapkan buat yang susah nabung jumlah besar sekaligus. Menabung sesuai tanggal. Maksudnya adalah nominal uang yang disimpan mengikuti tanggal, dan dimulai dari tanggal 30 atau 31 setiap bulan.

Contohnya, bulan Januari 2021, ada 31 hari. Tanggal 31 menabung Rp 31.000, tanggal 30 sebesar Rp 30.000, tanggal 29 menyisihkan Rp 29.000, begitu seterusnya. Maka, total tabunganmu dalam sebulan (31 hari) menjadi Rp 496.000.

Dengan cara di atas, tidak akan terlalu menjadi beban keuanganmu. Tetapi ingat, jangan sampai lupa menabung. Terlewat sehari saja, target menabungmu bisa buyar, dan kemudian jadi malas lagi menyisihkan uang.
Oleh karenanya, pasang alarm di ponsel sebagai pengingat. Tidak ada alasan lagi untuk mangkir menabung demi tujuanmu.

Atasi Keuangan tidak Sehat

Atasi Keuangan Yang Tidak Sehat

By KeuanganNo Comments

Ada sebagian orang yang masih tetap tidak bisa menabung atau mempersiapkan dana darurat meskipun telah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Kegagalan dalam mengatur dan membuat perhitungan keuangan yang tepat menjadi alasan mengapa hal ini terjadi pada banyak orang.

Keuangan yang tidak terkendali bisa dipastikan memicu terjadinya siklus gaji ke gaji. Bukan hal yang baru memang sebab banyak orang yang mengalaminya di dalam kehidupan mereka.

Berada dalam situasi siklus gaji ke gaji membuat semua kebutuhan hidup akan selalu bergantung pada gaji bulanan. Apalagi jika Anda tidak memiliki anggaran yang efektif di dalam keuangan, termasuk tabungan yang bisa digunakan sebagai dana cadangan. Kehidupan Anda bisa tidak terencana dengan baik dan Anda pun sulit menghindar dari petaka yang mengancam keuangan Anda pada masa depan nanti.

Janganlah selalu menunggu dan melakukan kesalahan yang sama. Saatnya memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam keuangan Anda. Beberapa poin di bawah ini bisa Anda lakukan demi terlepas dari siklus gaji ke gaji.

1. Kelola Anggaran dengan Tepat dan Efisien

Hal pertama yang menjadi penyebab siklus ini terjadi adalah kegagalan dalam mengatur anggaran keuangan. Jadi, inilah yang harus ditangani terlebih dahulu sebelum memeriksa hal lainnya.

Jika selama ini memiliki anggaran yang tidak efektif, sudah saatnya untuk memperbaiki hal tersebut. Namun, kalau ternyata selama ini menjalankan keuangan tanpa anggaran yang jelas, Anda harus mulai menyusunnya dengan tepat kemudian mengaplikasikannya di dalam keuangan.

Periksa semua pos pengeluaran yang selama ini. Lihat bagaimana Anda mengeluarkan uang dan seberapa efektifnya pengeluaran tersebut bagi kehidupan. Perhatikan dengan baik jika ada besar kemungkinan Anda memiliki sejumlah pengeluaran “sia-sia” selama ini.

Mulailah memilah pengeluaran yang tidak penting dan menghentikannya. Tidak perlu berlebihan dengan memotong semua pengeluaran. Lakukan hal ini secara bertahap, yakni dengan mengurangi porsinya hingga akhirnya benar-benar menghilangkannya.

2. Cukupkan Keinginan dengan Kemampuan Keuangan

Memaksakan diri untuk memiliki atau menikmati berbagai hal yang berada di luar kemampuan keuangan bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya siklus gaji ke gaji. Jangan sepeleken hal ini. Sebab ini bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Berhenti memaksakan diri untuk membeli atau menikmati sesuatu yang terlalu “mahal” dan tidak begitu penting bagi kehidupan Anda. Pahamilah dengan jelas bahwa Anda tidak hanya hidup dan bekerja untuk membayar tagihan saja.

Anda juga perlu memiliki kesempatan dan keinginan untuk menabung dan berinvestasi. Batasi keinginan dan mulailah menyesuaikan diri dengan kondisi sekarang. Dengan begitu, Anda bisa lebih santai dan mudah dalam mengelola keuangan dengan cerdas.

3. Manfaatkan Waktu dengan Baik

Anda tentu memiliki kesempatan yang sangat banyak untuk menikmati hobi atau sekadar bersantai-santai di depan televisi selama berjam-jam. Seperti menghabiskan waktu untuk menikmati berbagai acara, termasuk iklan di televisi tanpa melakukan kegiatan apa pun yang akan membuat kehidupannya semakin membaik.

Daripada melakukan hal tersebut, bukankah Anda dapat memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih berguna?
Waktu menjadi aset berharga yang seharusnya dimanfaatkan dengan tepat. Berbagai hal untuk memperbaiki keuangan dapat dilakukan dengan efektif. Jangan membuang waktu yang berharga tersebut untuk sekadar menikmati berbagai hal yang tidak memberi manfaat dan keuntungan.

Beberapa jam yang Anda miliki untuk menonton televisi bisa digunakan untuk menyusun beberapa langkah perubahan di dalam keuangan Anda. Hal ini bisa membantu memperbaiki kondisi keuangan yang buruk saat ini. Bukan hanya itu saja, Anda bahkan bisa menggunakan beberapa jam waktu senggang untuk mendapatkan penghasilan di luar penghasilan tetap.
Anda tentu memiliki keahlian atau minat tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk hal tersebut bukan? Manfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan atas hal tersebut. Ini tentu akan jauh lebih bermanfaat dan dapat membantu Anda keluar dari siklus gaji ke gaji.

Berada dalam situasi siklus gaji ke gaji di dalam keuangan memaksa Anda berhadapan dengan sejumlah masalah, semisal kekurangan dana di dalam keuangan. Ini bukanlah hal sepele. Jika terus berlanjut, akan sangat berbahaya bagi kehidupan Anda pada masa yang akan datang. Ketahui dengan jelas bahwa hal ini adalah kesalahan dan mulailah melakukan perubahan sehingga kondisi keuangan bisa membaik.

 

 

 

sumber: cermati.com