Skip to main content
Category

Keuangan

Agar THR Bermanfaat

Agar THR Jadi Lebih Bermanfaat

By KeuanganNo Comments

Momentum Idul Fitri atau lebaran merupakan moment yang sangat dinantikan. Tidak terkecuali oleh karyawan, karena pada waktu tersebut merupakan libur panjang yang banyak digunakan untuk liburan. Hampir semua sektor industri memberikan libur kepada karyawan. Kegiatan sekolahpun juga libur sehingga banyak yang menggunakan momen tersebut untuk pulang kampung bersama keluarga.

Namun berbeda dengan tahun 2021 ini. Dengan kondisi yang kurang lebih sama dengan tahun 2020 lalu yaitu masih berjuang untuk menghadapi pandemic Covid-19.

Dampaknya yaitu libur atau cuti bersama tahun ini dikurangi, ditambah adanya larangan mudik dari pemerintah sehingga sebagian orang memutuskan untuk tidak mudik ke kampung halaman.

Meski begitu semua pekerja berharap Tunjangan Hari Raya (THR) tahun ini dibayar penuh dan tepat waktu. Dengan begitu orang-orang yang mendapat THR dapat memanfaatkan sebaik mungkin.

Berikut tips agar Tunjangan Hari Raya (THR) jadi lebih bermanfaat:

1. Penuhi Kewajiban (hutang) terlebih dahulu

Hutang merupakan salah satu beban/kewajiban yang harus segera di lunasi agar kesetabilan keuangan jauh lebih baik. Dengan mendapat THR maka penting untuk segera melunasi kewajiban tersebut. Jangan sampai THR justru digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat, yang justru hanya akan menambah permasalahan baru. Menghamburkan uang THR hanya akan membuat kamu menyesal nantinya.

2. Memberikan pada orang tua

Orang tua kita memiliki hak katas apapun yang kita miliki. Termasuk harta kita bahwkan jiwa kita. Sehingga sangat dianjurkan untuk tetap memberikan sebagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang kita dapatkan dari tempat bekerja. Meskipun kewajiban memberi pada orang tua ini tidak hanya pada momen idul fitri, akan tetapi pada momen ini juga sangat baik untuk tetap berbakti.

3. Berbagi pada sesama

Momen idul fitri bukan waktu untuk berfoya-foya, justru kamu harus banyak membantu orang-orang di sekitar. Terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini, banyak orang yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan dari orang lain.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih saja tidak cukup. Momen idul fitri menjadikan waktu paling tepat untuk bisa berbagi pada sesama. Bukan dari seberapa besar bantuan yang kamu berikan, akan tetapi sebarapa ikhlas dan tulus bantuan yang kamu berikan. Dengan memberikan bantuan pada orang di sekitar menjadi tanda bahwa kamu termasuk orang yang bersyukur atas nikmat harta yang Allah berikan.

4. Investasi

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa investasi merupakan sesuatu yang penting saat ini. Bagaimana tidak, kebutuhan biaya setiap tahun selalu meningkat. Mulai dari biaya listrik yang terus meningkat, juga biaya biaya Pendidikan anak yang juga terus meningkat. Jika tidak investasi dari sekarang, kamu akan kesulitan mengahadapi peningkatkan biaya yang terjadi setiap tahunnya.

Oleh karena itu, saat mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) pastikan kamu sudah menyisihkan bagian untuk tambahan investasi. Untuk jenis istrumen investasi yang perlu dipilih ada baiknya kamu mempelajari terlebih dahulu dari masing-masing instrument, agar dapat memustuskan instrument mana yang tepat untuk kebutuhan dan kemampuan dana yang kamu miliki.

5. Menambah Dana Darurat

Saat mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) tetap sisihkan sebagian untuk menambah dana darurat. Seperti yang kamu tahu bahwa dana darurat salah satu pos penting dalam alokasi keuangan. Hal itu karena dengan dana darurat kamu mempunyai saldo dana yang dapat kamu ambil kapanpun kamu butuhkan.

6. Sisihkan untuk keperluan liburan

Meski tidak banyak tetap usahakan menyisihkan untuk budget liburan Ketika mendapat Tunjangan Hari Raya (THR). Bagaimanapun juga kamu membutuhkan waktu untuk memberikan apresiasi terhadap dirimu sendiri yaitu salah satunya dengan liburan. Dengan liburn diharapkan kamu jadi lebih fresh dan lebih semangat ketika masuk kerja kembali.

Kebiasaan Boros

Coba Cek, Kebiasaan Boros Yang Sering Kamu Lakukan

By KeuanganNo Comments

Tidak sedikit orang yang gaji setiap bulannya hanya numpang lewat. Lebih parahnya lagi ada sebagian yang justru tidak memiliki uang sama sekali ketika akhir bulan dan belum gajian. Hal ini mengakibatkan kebutuhan sehari-hari jadi tidak tercukupi.

Pertanyaannya apakah karena memang gaji yang kurang atau karena memang tidak bisa mengelola keuangan?

Apabila kamu mengalami masalah-masalah tersebut mungkin ada beberapa kegiatan yang menuju pada pemborosan yang biasa kamu lakukan, sehingga gaji yang kamu dapatkan tidak digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Mari kita cek satu persatu pemborosan apa yang sering kamu lakukan,

1. Gak Pernah Buat Anggaran Keuangan

Banyak yang menyepelekan pentingnya anggaran keuangan. Menganggap gak penting dan terlalu percaya diri dapat mengatur uang tanpa harus membuat anggaran. Alhasil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari malah harus menggerus uang kebutuhan lain dan parahnya harus utang.

Pengeluaran yang kamu lakukan haruslah sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan. Dan pastikan bahwa kebutuhan pokok harus diurutan pertama.

Bagaimana bisa pengelolaan uang dapat maksimal jika tidak ada anggaran yang ditentukan? Itulah kenapa anggaran keuangan itu penting agar tidak salah budget untuk berbelanja.

2. Beli barang tanpa melihat manfaatnya

Sulit memang ketika harus menghindar dari godaan diskon. Apalagi saati ini setiap marketiplace selalu ada momen diskon besar setiap bulannya, setiap bulan ya bukan setiap tahun. Sehingga tidak sedikit orang yang membeli barang karena diskon bukan karena butuh. Padahal jika dipikir-pikir barang tersebut tidak terlalu bermanfaat dan tidak dibutuhkan. Hal ini akan membuat pengeluaran untuk hal yang tidak penting.

Mulai dari sekarang harus bisa menahan diri dari godaan diskon yang hadir kapan saja. Bukan tidak boleh memburu dsikon, justru baik jika belanja saat diskon, akan tetapi pastikan barang yang dibeli benar-benar sedang dibutuhkan agar tidak jadi pemborosan anggaran.

Setiap bulan kamu sudah tau barang barang apa saja yang dibutuhkan dan biaya yang diperlukan untuk beli barang tersebut. Pastikan membuat daftar belanja dan patuhi apa yang sudah dibuat dalam daftar belanja tersebut.

Komitmen kamu menjadi kunci keberhasialan pengaturan uangmu.

3. Mengikuti Trend Barang Elektronik

Laju perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat produsen-produsen elektronik berlomba untuk meluncurkan produk baru. Hal ini berdampak pada konsumen yang sering kali tergiur untuk membeli produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan elektronik tersebut.

Sebagai contoh produk smartphone. Hampir setiap bulan selalu ada seri terbaru. Hadir dengan spesifikasi baru yang lebih canggih. Orang-orang yang senang mengikuti perkembangan ini selalu ingin memiliki smartphone dengan fitur baru tersebut, padahal bulan depan sudah ada yang terbaru lagi. Ini tidak akan pernah ada habisnya.

Apakah kamu tipe orang yang sering ganti smartphone karena bosan dengan smartphone lama? Padahal masih sangat berfungsi dengan baik. Jika iya, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang mengganti samartphone hanya karena alas an bosan, bukan karena rusak.

Menahan diri dari mengikuti perkembangan produk elektronik sangat dianjurkan agar pengeluran yang tidak penting dapat ditekan semaksimal mungkin.

4. Sering Beli Kuota Internet

Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting, dan bahkan bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu pembelian kuota internet perlu dikontrol agar tidak berlebihan.

Penggunaan internet yang cerdas merupakan cara agar kuota tidak habis sia-sia. Harus diupayakan agar tidak terlalu sering beli kuota internet. Lebih baik cukup sebulan sekali.

5. Enggan Menabung

Berapa banyak orang yang ketika ditanya jumlah tabungannya selalu jawab tidak punya. Menabung hanya sebatas angan angan bagi sebagian orang. Bukan karena tidak ada uang yang untuk ditabung, tapi kebanyakan karena menabung bukan menjadi prioritas utama, sehingga banyak yang menabung jika ada sisa uang bulanan.

Prinsip tersebut merupakan prinsip yang salah, tapi justru menjadi kebiasaan kebanyakan orang. Seharusnya sisihkan 20% dari penghasilan untuk ditabung, baru alokasi dana yang lain dapat dianggarkan.
Hal penting dalam menabung sebenarnya bukan dari seberapa banyak yang ditabung, tapi bagaimana konsistensi kamu dalam menabung. Jika memang hanya bisa menabung 10% dari penghasilan tiap bulan tidak masalah, asalkan kamu konsisten.

Unit Link

Kiat-kiat memaksimalkan hasil investasi pada polis Unit Link

By KeuanganNo Comments

Polis Unit Link saat ini masih menjadi pilihan bagi masyarakat yang membutuhkan produk asuransi sekaligus dapat berinvestasi dengan hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil investasi yang maksimal, tentunya harus dipahami kiat-kiatnya agar sesuai dengan ekspektasi dari Pemegang Polis.
Tidak sedikit pemegang polis Unit link yang kecewa karena sudah memiliki polis unit link dalam waktu yang cukup panjang namun akumulasi dana investasi yang terbentuk masih minim sekali atau tidak sesuai dengan ekspektasi pemegang polis.

Dalam artikel ini akan disampaikan beberapa kiat yang dapat memaksimalkan hasil investasi pada polis Unit Link.

1. Mengetahui profil risiko

Penting kita mengetahui profil risiko dari calon pemegang polis agar dapat memilih media investasi yang tepat untuk polis unit link yang dimilikinya. Sederhananya , profil risiko dibagi menjadi tiga :
a. Konservatif : menghindari risiko
b. Moderat : berani mengambil risiko yang sedang
c. Agresif : berani mengambil risiko yang tinggi

Dalam investasi dikenal istilah “high risk high return” atau risiko yang tinggi biasanya hasil investasinya tinggi. Hal ini berlaku bagi ketiga profil risiko di atas, dimana konservatif biasanya tingkat hasil investasinya rendah (low return) sedangkan agresif biasanya tingkat hasil investasinya tinggi (high return). Risiko investasi yang dimaksud adalah adanya kemungkinan kenaikan atau penurunan nilai (folatilitas) dari media investasi yang dipilih tersebut. Contoh : media investasi dalam bentuk tanah harganya cenderung stabil bahkan beranjak naik dengan cepat seiring tersedianya infra struktur di sekitar tanah tersebut, sehingga risiko investasi pada media tanah menjadi rendah. Sedang media investasi berbentuk saham, harganya bisa naik atau turun dalam waktu singkat karena dipengaruhi oleh berbagai faktor internal atau eksternal penerbit saham, sehingga risiko investasinya menjadi tinggi
Untuk mereka yang memiliki profil risiko yang konservatif, pilihan media investasinya adalah yang berisiko penurunan nilai investasinya rendah, seperti : tanah, properti, tabungan, deposito, obligasi dan instrument pendapatan tetap lainnya.

Sedangkan untuk mereka yang memiliki profil risiko moderat, pilihan media investasinya lebih beragam karena mulai berani memilih media investasi yang nilainya fluktuatif seperti saham dengan pertimbangan hasil investasi yang lebih besar.

Dan bagi mereka yang memiliki profil risiko agresif, berani memilih media yang mayoritas memberikan imbal hasil investasi yang tinggi namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula seperti ekuitas/saham.

2. Memahami biaya-biaya yang dikenakan

Pemegang polis unit link wajib memahami biaya-biaya yang dikenakan pada polisnya agar tidak salah langkah dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada minimnya hasil investasi yang diraih selama masa asuransi berjalan. Biaya-biaya tersebut diantaranya :
a. Biaya akuisisi/biaya awal
b. Biaya adminstrasi
c. Biaya polis
d. Biaya pengelolaan dana/management fee
e. Biaya penarikan dana/withdrawal fee
f. Biaya pengalihan dana/switching fee
g. Biaya asuransi/cost of insurance (COI)

Dengan mengetahui aturan pengenaan biaya yang ditetapkan pada polisnya, maka pemegang polis dapat menyusun strategi agar dapat memaksimalkan hasil investasinya, contohnya, bagaimana komposisi yang tepat untuk premi berkala agar tidak terkena biaya akusisi/biaya awal yang besar.

3. Komposisi premi/kontribusi.

Dalam pembayaran premi/kontribusi polis unit link, dikenal istilah premi/kontribusi dasar yang tujuannya untuk perhitungan Uang Pertanggungan, dan ada premi/kontribusi top up yang tujuan nya untuk investasi. Jika tujuan awal Pemegang Polis adalah mendapatkan hasil investasi yang maksimal, maka tentunya komposisi yang tepat adalah premi/kontribusi dasar lebih kecil dari pada premi /kontribusi top up.
Berikut ilustrasi yang dapat menggambarkan hal tersebut :

Tujuan memaksimalkan manfaat asuransi/Uang Pertanggungan (UP)

Premi/kontribusi dasar Premi/kontribusi Top Up
80% 20%

Tujuan memaksimalkan hasil investasi

Premi/kontribusi dasar Premi/kontribusi Top Up
20% 80%

Kenapa komposisi terakhir dapat memaksimalkan investasi, karena premi/kontribusi dasar yang dikenakan biaya akuisisi/biaya awal porsinya lebih kecil, hanya 20%. Padahal biaya akuisisi pada awal-awal tahun biasanya cukup besar yaitu bisa berkisar antara 80%-100%.

4. Penentuan Uang Pertanggungan

Manfaat asuransi atau lebih dikenal dengan Uang Pertanggungan (UP) juga dapat mempengaruhi hasil investasi unit link. Hal ini bisa terjadi karena Uang Pertanggungan yang besar, akan menghasilkan perhitungan biaya asuransi/cost of insurance (COI) yang besar juga. Dimana biaya asuransi yang besar itu akan dipotong otomatis dari saldo dana investasi pemegang polis. Tentunya hal ini akan menghambat perkembangan dana investasi di dalam polis unit link tersebut. Jadi sebaiknya untuk memaksimalkan hasil investasi polis unit linknya, pemegang polis dapat menentukan manfaat asuransi/uang pertanggungan yang tidak terlalu besar, atau bahkan minimal manfaat asuransi sesuai dengan ketentuan polis tersebut.

5. Pemilihan asuransi tambahan/rider

Polis induk unit link biasanya hanya memiliki manfaat asuransi untuk risiko meninggal saja, sehingga untuk manfaat asuransi lainnya dapat dilengkapi dengan mengambil asuransi tambahan (rider). Manfaat asuransi tambahan (rider) diantaranya : asuransi kesehatan, kecelakaan diri, cacat tetap/sebagian, penyakit kritis dsb. Semakin banyak asuransi tambahan yang diambil maka akan semakin besar biaya asuransi/cost of insurance (COI) yang dikenakan pada polis tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil investasi karena biaya asuransi yang besar tersebut diambil dari saldo investasi pemegang polis. Sebaiknya untuk memaksimalkan investasi, polis unit link yang dimiliki tidak perlu ditambahkan dengan asuransi tambahan (rider) kecuali memang diperlukan.

6. Pemindahan dana

Pemindahan dana merupakan sebuah fasilitas dari polis unit link untuk menjaga nilai dari investasi agar tidak ikut menurun jika Nilai Aktiva Bersih dari dana tersebut sedang turun. Namun perlu diperhatikan tentang aturan biaya yang dikenakan untuk melakukan pemindahan dana. Biasanya diberikan keleluasaan untuk melakukan pemindahan dana beberapa kali tanpa biaya dalam setahun, setelah itu dikenakan biaya sekitar Rp.25.000 – Rp.100.000 per transaksi pemindahan dana. Oleh karena perlu dipertimbangkan untuk tidak terlalu sering memindahkan dana jika tidak ada urgensi nya untuk menghindari pengenaan biaya pemindahan yang akan menggerus saldo investasi pemegang polis.

7. Penarikan dana

Fasilitas lain dari polis unit link adalah penarikan dana sebagian (partial withdrawal) dari saldo dana investasi. Perlu dicermati aturan pengenaan biaya dari fasilitas penarikan dana ini agar tidak terpotong biaya yang cukup besar. Misalnya, ada beberapa perusahaan asuransi yang mengenakan biaya pada dua tahun pertama, sehingga penarikan di tahun-tahun berikutnya bebas biaya. Pemegang polis dapat menerapkan strategi penarikan dana setelah melewati dua tahun berjalannya polis sehingga tidak dikenakan biaya penarikan.

Demikian, semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua. FES 2021

Financial Check Up

Alasan Perlunya Melaksanakan Financial Check Up

By KeuanganNo Comments

Kebanyakan orang tentu memahami akan pentingnya melakukan medical check up. Namun, perlu diketahui pula bahwa bukan hanya kesehatan saja yang memerlukan pemeriksaan, financial check up pun menjadi hal penting yang harus diperiksa secara berkala.

Kegiatan pengecekan kondisi keuangan ini seringkali dilakukan oleh orang yang peduli terhadap kondisi finansial mereka, karena adanya risiko masalah keuangan yang mungkin muncul secara tiba-tiba. Dengan melakukan pengecekan keuangan secara rutin, Anda dapat segera memperkirakan masalah apa yang bisa mengancam kondisi keuangan.

Selaras dengan pemeriksaan kesehatan, financial check up berguna untuk mengetahui ada tidaknya indikasi yang bisa mengganggu kondisi keuangan di masa depan. Selain itu, Anda juga dapat segera merencanakan tindakan apa yang bisa dilakukan guna mengatasi indikasi masalah keuangan tersebut.

Memiliki gaji yang berlimpah pun tidak serta merta bisa membuat Anda terbebas dari risiko munculnya masalah pada kondisi keuangan. Meski telah memiliki gaji yang besar, ada kemungkinan bahwa cara mengelola keuangan yang dilakukan secara tidak tepat.

Bisa saja Anda terlalu banyak memiliki pengeluaran pada hal yang sebenarnya kurang penting. Kemungkinan untuk mengalami kebangkrutan pun akan muncul jika hal ini terus dilakukan akibat tidak pernah melakukan pemeriksaan kondisi keuangan.

Dengan melakukan financial check up, Anda dapat mencatat segala hal yang berhubungan dengan keuangan dan kekayaan. Banyak hal bisa diketahui, seperti, jumlah aset yang dimiliki, adakah utang yang perlu dilunasi, serta ke arah mana pergerakan arus keuangan berjalan saat melakukan financial check up.

Oleh karena itu, alasan berikut ini dapat meyakinkan Anda akan perlunya mengadakan financial check up.

1. Mengetahui Semua Penghasilan dan Pengeluaran

Sebagian dari Anda mungkin merasa terbebani dengan banyaknya uang yang harus dibayarkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan setiap bulannya. Bahkan, beberapa dari Anda mungkin juga merasa bahwa jumlah penghasilan tidak sebanding dengan jumlah pengeluaran. Bisa jadi saat baru saja menerima slip gaji, jumlah pengeluaran telah dengan ‘sukses’ menghabiskan sebagian besar pemasukan tersebut.
Jika hal tersebut saat ini sedang Anda rasakan, mungkin salah satu penyebabnya adalah karena tidak pernah melakukan pemeriksaan kondisi keuangan. Financial check up berguna untuk melakukan rekap ulang pada segala jenis pengeluaran serta pemasukan rutin.

Dengan melakukan pengecekan keuangan, tentu Anda akan dapat dengan mudah mengetahui pengeluaran apa sajakah yang berhasil membuat penghasilan habis terkuras. Hal ini tentu dapat memberikan informasi penting tentang bagaimana seharusnya mengatur keuangan dengan lebih baik.

Tak hanya mengetahui pengeluaran pokok seperti untuk membayar tagihan dan kebutuhan sehari-hari, pengeluaran untuk kebutuhan sekunder, tersier, maupun untuk kegiatan refreshing pun bisa segera Anda ketahui dengan melakukan pengecekan keuangan.

Hal ini tentu dapat memberikan penjelasan tentang keperluan apa saja yang membuat penghasilan “hilang” selama ini. Oleh karena itu, usahakan untuk rutin melakukan financial check up guna mengetahui segala penghasilan serta pengeluaran yang Anda miliki setiap bulannya.

2. Lebih Handal Dalam Mengendalikan Keuangan

Dengan mengetahui seluruh pengeluaran, Anda tentu dapat dengan mudah memperkirakan nominal uang yang harus dibayarkan untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Hal ini tentu akan membuat Anda lebih memahami dengan kondisi keuangan dan bisa menjadi pengelola keuangan yang lebih handal.

Jika saat melakukan financial check up Anda merasa pengeluaran terlalu banyak dan dapat mengancam kondisi keuangan, Anda dapat dengan segera mencari cara terbaik agar pengeluaran bisa dikurangi. Seketika Anda bisa memeriksa ulang dan menghilangkan pengeluaran yang sepertinya kurang penting agar kondisi keuangan tetap terjaga.

Tak jarang pula pengurangan pada jumlah kebutuhan yang dilakukan malah berimbas positif pada kondisi keuangan. Alhasil, keuangan akan memiliki surplus yang bisa dipergunakan pada hal-hal yang jauh lebih penting guna menambah penghasilan maupun untuk tabungan di masa mendatang.

Kelebihan uang tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk memulai investasi jika memang memungkinkan. Jadi, saat secara rutin melakukan pengecekan kondisi keuangan, secara tidak langsung akan membuat Anda menjadi pengelola keuangan yang lebih baik karena dapat mengontrol jumlah penghasilan dan pengeluaran.

3. Merencanakan Kehidupan di Masa Depan

Setelah mengetahui jumlah penghasilan serta pengeluaran, Anda akan menjadi lebih handal dalam mengontrol keuangan. juga akan memperoleh gambaran seberapa besar kemampuan untuk dapat mengelola serta menyisihkan sisa penghasilan.

Melakukan financial check up dapat membantu untuk mempersiapkan kemampuan finansial di masa depan. Anda akan menyadari bahwa hal ini penting untuk dilakukan guna merencanakan kehidupan selanjutnya.

Perlu dipahami juga saat mengetahui siklus keluar-masuk kekayaan yang dimiliki akan membuat Anda bisa memikirkan impian apa yang mungkin bisa dilakukan. Tentu impian tersebut bisa diwujudkan jika siklus keuangan bisa tetap terjaga dengan baik.

Barangkali di waktu yang akan datang, Anda sedang berencana untuk mempersunting pasangan. Dengan melakukan pengecekan keuangan, Anda dapat membuat rancangan dana yang dibutuhkan serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Jadi, dengan melakukan financial check up secara berkala, Anda memiliki gambaran tentang cara untuk mencapai impian atau kehidupan di masa depan.

Financial check up mungkin terdengar sepele bagi sebagian orang untuk dilakukan. Namun, ada banyak hal positif yang bisa didapatkan saat melakukan pengecekan kondisi keuangan secara rutin.

Siklus pemasukan dan pengeluaran tentu akan dapat terawasi dengan baik. Anda pun bisa menjadi pengelola keuangan yang lebih handal saat mengetahui dengan baik kondisi keuangan. Perencanaan kehidupan di asa depan juga akan terlihat lebih jelas saat kondisi finansial tetap terjaga.

Oleh karena itu, kapan Anda akan segera melaksanakan financial check up?

Biaya Unit Link

Biaya-Biaya Pada Polis Asuransi Jiwa Unit Link

By KeuanganNo Comments

Sebagaimana diketahui, polis asuransi jiwa unit link merupakan kombinasi antara produk asuransi jiwa dan investasi, yang juga dikenal sebagai Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI).
Tentunya, salah satu tujuan dari pemegang polis memiliki polis ini adalah untuk menikmati hasil investasi yang maksimal dalam waktu tertentu. Oleh karena itu untuk memaksimalkan hasil investasi pada produk unit link, kita harus mengetahui biaya-biaya apa saja yang dikenakan pada polis ini.
Berikut biaya-biaya yang biasanya dikenakan pada polis unit link :

1. Biaya Akuisisi/Biaya Pengelolaan Risiko/Biaya Awal

Biaya ini digunakan untuk operasional perusahaan dan pembayaran komisi agen dan besarnya berbeda-beda disetiap produk unit link dari masing-masing perusahaan asuransi jiwa. Biasanya biaya ini dikenakan selama 3 -5 tahun sesuai dengan pemberian komisi kepada agen.

Biaya ini dikenakan sebesar persentase tertentu dari premi/kontribusi dasar unit link, dimana pada prakteknya setiap premi/kontribusi regular ini merupakan kombinasi antara premi dasar regular dan premi top up regular. Biaya ini secara persentase cukup besar dan jumlahnya menurun atau tetap setiap tahun, sehingga perlu dicermati untuk komposisi antara premi dasar regular dan dan premi top up regular.
Sebaiknya untuk memaksimalnya investasi maka komposisi yang sesuai adalah premi top up regular lebih besar daripada premi/kontribusi dasar regular sehingga pengenaan biaya akuisisi tidak terlalu besar menggerus saldo investasi pemegang polis.

Contoh biaya akuisisi yang biasa diterapkan Perusahaan Asuransi Jiwa seperti pada diagram berikut :

Biaya Unit Link

Pada diagram di atas jelas terlihat bahwa biaya akuisisi di tahun pertama adalah 100% dari premi/kontribusi dasar regular. Jika seorang nasabah membayar premi/kontribusi Rp.1.000.000/bulan dengan komposisi 50% premi/kontribusi dasar dan 50% premi/kontribusi top up regular, maka setiap bulan akan dikenakan biaya akuisisi 100% dari Rp.500.000. Tentunya investasi di tahun pertama hanya mulai dari 50% dari total premi/kontribusi, itu pun belum dikenakan biaya akuisisi premi/kontibusi top up regular, biaya asuransi (Cost Of Insurance) dan biaya bulanan lainnya. Apalagi jika komposisi premi/kontribusi dasar regular lebih besar daripada  premi/kontribusi top up regular, hampir dapat dipastikan bahwa investasi akan mulai dari angka yang lebih rendah lagi sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk balik modal/break event point (BEP).

2. Biaya Polis

Biaya ini digunakan untuk aktifitas pencetakan, penjilidan, pengemasan dan pengiriman polis. Selain itu juga ada biaya materai polis guna keabsahan polis secara hukum. Biaya polis biasanya berkisar antara Rp.25.000 sampai dengan Rp.100.000 tergantung kebijakan dari masing-masing perusahaan asuransi jiwa. Biaya ini dikenakan hanya sekali pada awal penerbitan polis saja.

3. Biaya Administrasi

Biaya ini digunakan untuk layanan operasional bulanan kepada Pemegang Polis, seperti notifikasi tagihan jatuh tempo atau penerimaan premi/kontribusi via pesan telepon seluler, layanan infomasi saldo investasi nasabah dan layanan lainnya. Besarnya berkisar antara Rp.10.000 – Rp.50.000/bulan.

4. Biaya Asuransi/Cost Of Insurance

Biaya ini adalah biaya yang telah diperhitungkan oleh bagian aktuaria perusahaan asuransi jiwa untuk menyediakan dana yang akan digunakan untuk membayaran manfaat asuransi jika terjadi risiko kepada Tertanggung/Pihak Yang Diasuransikan. Pada Asuransi syariah disebut dana Tabarru atau dana tolong menolong dengan akad hibah dari peserta asuransi.

Besarnya tergantung dari usia Tertanggung/Pihak Yang Diasuransikan(PYD) dan juga jumlah Manfaat Asuransi yang diinginkan oleh Pemegang Polis. Semakin tinggi usia Tertanggung/Pihak Yang Diasuransikan (PYD), begitu juga semakin besar Manfaat Asuransi yang diinginkan, maka semakin besar pula Biaya Asuransi yang harus dibayarkan. Dan tentunya hal ini akan berpengaruh pada hasil pengembangan investasi polis unit link di akhir masa asuransi.

5. Biaya Pengelolaan Investasi/Management Fee

Dalam kegiatan pengelolaan Investasi Pemegang Polis pada polis Unit Link, sebuah perusahaan asuransi jiwa bekerja sama dengan Bank Kustodi sebagai tempat penyimpanan dana investasi dan lembaga manajemen investasi (sekuritas) untuk pengelolaan dana investasi yang maksimal. Kerja sama pengelolaan investasi ini tentunya juga dikenakan biaya yang biasa disebut management fee yang besarnya sekitar 1%-5% per tahun dari dana kelolaan.

6. Biaya Penarikan Dana/Withdrawal Fee

Biaya ini dikenakan jika hanya ada penarikan saja, yang besarnya berkisar antara 1% sampai 5% dari dana yang ditarik. Beberapa perusahaan asuransi jiwa ada yang mengenakan biaya ini sepanjang masa asuransi, namun ada pula yang dibatasi hanya beberapa tahun pertama saja. Biaya ini digunakan untuk biaya pencairan dana dari media investasi yang dipilih jika memang ada. Biasanya diterapkan agar dana kelolaan bisa berkembang untuk jangka waktu investasi yang lebih lama.

7. Biaya Pengalihan Dana/Switching Fee

Dalam penempatan dana investasi, biasanya Pemegang Polis diberikan alternatif pilihan penempatan dana investasi sesuai profil risiko Pemegang Polis. Pilihan penempatan dana ilustrasinya sebagaimana table berikut :

Biaya Unit Link

Pemegang Polis boleh memilih salah satu media investasi atau kombinasi dari beberapa pilihan penempatan dana investasi. Dalam berjalannya masa asuransi, Pemegang Polis diperkenankan untuk memindahkan sebagian/seluruh dana dari satu media ke media lainnya. Dalam proses pemindahan dana ini maka Pemegang Polis dikenakan biaya karena pembukaan media investasi baru. Beberapa perusahaan asuransi jiwa memberikan fasilitas bebas biaya pemindahan dana untuk  sejumlah pemindahan dana. Besarnya biaya berkisar antara Rp.10.000 sampai dengan Rp.50.000 per transaksi pemindahan dana.

Setelah mengetahui biaya-biaya yang dikenakan pada polis Unit Link, maka kita dapat lebih bijak dalam menentukan pilihan produk yang tepat untuk dapat mencapai tujuan kita dalam memaksimalkan hasil investasi polis Unit Link tersebut.

Belanja Berlebihan

Cara Efektif Mengurangi Kebiasaan Belanja Berlebihan

By KeuanganNo Comments

Belanja adalah aktivitas yang paling menyenangkan apalagi kalau punya banyak uang. Tidak perlu pikir panjang kalau mau beli suatu barang, begitu suka bisa langsung ambil terus bayar.

Sayangnya, aktivitas menyenangkan ini dapat membahayakan finansial kalau tidak dikontrol dengan baik. Pengeluaran bulanan jadi lebih boros, kebutuhan lain tidak terpenuhi, bahkan ada juga yang sampai menimbulkan utang.

Bukan maksud hati ingin melarang untuk tidak belanja, akan tetapi guna mendapatkan keuangan tetap dalam kondisi aman, tentunya Anda perlu mengurangi kebiasaan belanja berlebihan tersebut.

Berikut beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengurangi keinginan belanja.

Cara Efektif Mengurangi Kebiasaan Belanja Berlebihan

1. Buat budget untuk belanja

Pertama-tama, buatkan budget belanja terlebih dahulu. Budget ini adalah batasan maksimum yang bisa Anda habiskan untuk memenuhi nafsu belanja. Kalau budget habis, itu artinya aktivitas belanja harus dihentikan pada bulan yang bersangkutan.

Di dalam budget tersebut, buatlah list barang apa saja yang ingin dibeli lengkap dengan harganya. Apabila total harganya melebihi budget, mau tidak mau harus menghapus satu atau dua barang.
Tapi, kalau budget masih cukup dan Anda tidak ingin beli apa-apa lagi di bulan itu, sisa uangnya lebih baik ditabung untuk bulan berikutnya. Jadi, jatah uang belanjanya lebih banyak.

2. Patuhi budget

Sudah capek buat budget, tapi kalau tidak dipatuhi, hasilnya tetap nihil. Bukannya menurun, nafsu belanja malah semakin meningkat setiap hari. Hal ini jelas membahayakan finansial saat ini maupun di masa mendatang.

Kalau budget belanja cuma Rp 500 ribu per bulan, maka uang harus dikeluarkan tidak boleh lebih dari jumlah ini. Jangan pernah menggunakan atau meminjam uang dari pos mana pun karena setiap pos sudah punya biaya masing-masing.

Kalau memang tidak mendesak, lebih baik jangan belanja sekarang. Masih ada bulan depan. Anda bisa gunakan anggarannya untuk membeli barang yang sempat tertunda.

3. Jangan sering-sering main ke mall

Salah satu cara untuk mengantisipasi kebiasaan belanja adalah mengurangi kebiasaan pergi ke mall. Terlalu banyak godaan yang ada di sana, yang membuat Anda goyah dan akhirnya memutuskan untuk membeli sesuatu. Padahal barang tersebut tidak ada dalam list kebutuhan.

Boleh ke mall, tapi saat dibutuhkan dan saat Anda masih punya budget. Kalau tidak, lebih baik di rumah saja, bersih-bersih, atau membaca
Bagaimana kalau teman mengajak ke mall? Tenang, Anda bisa tolak dengan cara halus agar teman tidak kecewa dan mengerti. Anda juga bisa katakan sedang tidak punya budget, jadi mereka bisa maklum.

4. Nonaktifkan aplikasi shopping di handphone

Sadar atau tidak, godaan untuk belanja itu bisa muncul karena berbagai notifikasi dari e-commerce yang muncul di layar handphone. Mulai dari notifikasi diskon, produk baru, ketersediaan barang, pokoknya banyak.

Agar tidak memunculkan rasa penasaran, lebih baik nonaktifkan notifikasi dari aplikasi belanja. Jadi, Anda tidak tahu-menahu tentang barang apapun yang dijual oleh e-commerce yang bersangkutan.
Cara ini otomatis akan membuat minat belanja berkurang. Dan secara tidak langsung akan membuat finansial membaik secara perlahan.

5. Lihat barang yang sudah dimiliki

Ini adalah cara terakhir yang bisa dilakukan untuk mengurangi nafsu belanja. Kalau punya waktu, coba bongkar isi lemari dan lihat barang apa saja yang Anda punya.

Karena terkadang, nafsu belanja itu muncul karena Anda merasa tidak punya barang tersebut, padahal punya. Hanya saja, barang tersebut tertimpa oleh barang lain di dalam lemari.

Kalau ingin membeli barang baru, lebih baik jual barang-barang lama yang ada di lemari terlebih dahulu. Lumayan Anda bisa dapat uang tambahan untuk memuaskan nafsu belanja pada saat itu.

Meski belanja menyenangkan, Anda harus belajar melatih diri untuk hidup hemat karena kondisi keuangan tidak terus-terusan baik. Maka Anda perlu melatih diri untuk taat dengan rencana keuangan yang telah Anda susun dengan tepat. Dengan melatih diri, Anda akan terbiasa hidup dengan kondisi keuangan apapun.

Pola Pikir Manajemen Keuangan

Pola Pikir Yang Dapat Mengganggu Manajemen Keuangan

By KeuanganNo Comments

Sudah tidak punya beban yang menyangkut keuangan, seperti utang dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan baik, itulah yang dinamakan merdeka finansial.

Ya, masing-masing orang mengartikan merdeka finansial berbeda, tergantung kebutuhan. Ada yang memaknai merdeka finansial adalah terbebas dari jeratan utang, kemampuan mengatur keuangan secara tepat, keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.

Ada juga yang berpendapat seseorang sudah dikatakan merdeka secara finansial kalau bisa menikmati hasil investasi yang sudah ditanamkan. Jadi tidak perlu kerja keras lagi, tinggal tidur alias ‘merem’, uang mengalir ke kantong.
Tetapi intinya adalah kamu dapat mengelola uang secara baik, sehingga tercipta merdeka finansial. Oleh karena itu, ubah pola pikirmu agar dapat mewujudkan cita-cita atau resolusi tersebut.

Hindari Pola Pikir Yang Dapat Mengganggu Manajemen Keuangan:

1. Uang datang dengan sendirinya

Nyatanya, uang tidak bisa datang sendiri. Harus dicari, dalam arti untuk mendapatkan uang, kamu harus bekerja, berusaha, atau bahkan mengorbankan banyak hal dalam hidup.
Sebab, berdiam diri dan mengucapkan mantra hebat sekalipun tidak bisa membuat uang datang ke hadapanmu. Bahkan berlipat-lipat.

Semakin giat mencari, semakin banyak uang yang didapat. Seperti itulah uang. Jadi, jangan pernah berandai-andai ingin punya banyak uang, tapi bermalas-malasan.
Selagi usiamu masih muda, giatlah mencari uang agar dapat menikmati hasil jerih payahmu di hari tua.

2. Meremehkan uang receh

Jika dilihat dari nilainya, uang receh seperti tidak ada harganya. Misalnya nominal Rp 100, Rp 200, Rp 500, atau Rp 1.000.

Namun, uang receh akan menunjukkan kekuatannya apabila kamu mengumpulkannya sedikit demi sedikit. The power of receh.
Uang 500 perak misalnya, kalau dikumpulkan setiap hari selama 5 tahun, bisa mencapai Rp 900 ribu. Lumayan bukan, untuk tambahan membeli kebutuhan.

Kamu juga dapat mengajarkan anakmu menabung. Dimulai dengan uang receh, hasil kembalian. Simpan saja di celengan, botol atau kaleng bekas. Lama-lama pasti akan penuh. Jauh lebih bermanfaat ketimbang dibuang.

3. Investasi hanya untuk orang tua

Masih banyak yang berasumsi kalau investasi cuma untuk orang tua, bukan untuk anak muda. Sebab anak muda, masih kuat bekerja.

Tetapi tidak ada yang tahu nasib seseorang ke depan. Bisa saja meski usia muda, namun tiba-tiba menderita sakit keras, kecelakaan sehingga cacat seumur hidup, atau kondisi lainnya.

Pola pikir ini harus diubah. Justru milenial atau generasi Z sekarang yang harusnya lebih melek investasi. Banyak instrumen yang bisa dipilih, seperti reksadana, saham, peer to peer lending, emas, deposito, atau investasi properti.
Jadi investasi buat siapapun. Tidak pandang bulu. Semua bisa belajar atau memulai investasi. Dari modal kecil sampai modal besar.

Investasi akan menjadi jalan mengembangkan uangmu. Untuk kehidupan keuangan yang lebih baik di masa depan.

4. Belanja sesuka hati karena hidup cuma sekali

Istilah YOLO atau hidup cuma sekali menjadi moto anak muda zaman sekarang, Ada benarnya, tapi bersikap konsumtif karena hidup cuma sekali tidaklah disarankan.

Sebab, harimu tidak berhenti sampai di sini saja. Masih ada hari esok, lusa, dan seterusnya yang sejatinya butuh biaya besar.

Makanya jauhi hidup konsumtif dari sekarang agar kamu tidak terjebak gaya hidup berlebihan. Belanjakan uang untuk kebutuhan, bukan keinginan. Dengan begitu, kamu sukses mengatur keuangan dan meraih merdeka finansial.

5. Manjakan dirimu sampai bahagia maksimal

Begitu juga dengan hal memanjakan diri, sebaiknya secukupnya saja. Beri penghargaan untuk dirimu dalam jumlah atau nominal kecil saja. Yang penting cukup membuatmu bahagia.

Tidak usah lebay, buang-buang uang. Lebih baik gunakan uang untuk hal produktif, seperti investasi, menabung, atau menjadi modal usaha.

6. Gaya hidup dijadikan sebagai penentu status sosial

Tidak dapat dipungkiri kalau status sosial di masyarakat masih tergantung dari berapa banyak uang yang dimiliki, berapa banyak rumah, kendaraan, atau asetmu.

Benar, tapi kamu salah kalau sampai menghabiskan uang untuk menunjang gaya hidup demi meningkatkan status sosial. Biar dipuji atau dibilang horang kaya.

Kamu tidak perlu membuktikan apapun kepada orang lain, misalnya dengan memakai barang branded, sering traveling, atau nongkrong di tempat mahal. Sebab orang yang sudah tahu tentang dirimu, tak membutuhkan pembuktian itu.

7. Menabung di akhir bulan

Mindset buruk yang mungkin masih diterapkan banyak orang adalah menabung di akhir bulan. Itulah yang dinamakan menyisakan bukan menyisihkan gaji.

Pola pikirnya gaji dipakai dulu untuk senang-senang. Kalau ada sisa, baru menabung. Ini cara mengatur keuangan yang salah.

Sebab bisa saja, belanjamu tidak terkontrol di awal bulan, sehingga tidak ada sisa sama sekali. Boro-boro sisa, uang sudah habis di tengah bulan. Untuk bertahan hidup, akhirnya ngutang.

Manfaatkan Uangmu dengan Baik, Biar Ekonomi Gak Morat Marit

Jika kamu dapat memanfaatkan uang dengan baik, menganggarkan sesuatu yang memang dibutuhkan untuk hari ini dan ke depan, maka sudah pasti keuanganmu bakal terjaga.

Tak ada lagi beban pikiran masalah keuangan, karena semua sudah terencana dengan baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Mengelola Keuangan

Tipe-tipe Kepribadian dalam Mengelola Keuangan

By KeuanganNo Comments

Tipe kepribadian seseorang sebenarnya berbanding lurus dengan cara seseorang dalam mengelola uangnya. Masing-masing tipe kepribadian dalam banyak hal bisa mempengaruhi cara orang tersebut dalam mengelola uangnya.

Pakar keuangan Ray Linder, menemukan bahwa dari segi finansial setidaknya terdapat 16 profil kepribadian. Dari ke-16 profil kepribadian ini, diklasifikasikan lagi secara singkat menjadi 4 kelompok, yang masing-masing mencirikan tentang bagaimana cara orang tersebut dalam menyikapi serta mengatur finansialnya. Berikut ini ulasan lengkapnya.

1. Tipe Planner (Perencana)

Kelompok kepribadian dengan tipe perencana dikenal sangat cermat. Karena kecermatannya inilah orang yang masuk dalam kelompok kepribadian bertipe perencana atau planner dianggap sangat pas dalam menjadi pengelola investasi jangka panjang.

Bukan hanya untuk orang lain, kelompok kepribadian bertipe planner juga mampu mengatur keuangan pribadinya sehingga kebutuhan di masa yang akan datang bisa tercukupi. Di sisi investasi, mereka juga sangat jeli dan disiplin dalam memantau perkembangan berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sudah dijalankan.

Tapi diantara kelebihan tentu ada kekurangan. Para pemilik kepribadian tipikal planner kadang kurang handal untuk investasi jangka pendek, ini karena secara alamiah memang pemikiran mereka sepenuhnya diarahkan untuk mengawasi investasi jangka panjangnya.

2. Tipe Players (Pemain)

Seperti nama karakternya, mereka yang punya tipe kepribadian finansial demikian memang cenderung bermain-main dengan uangnya. Ray Linder, sebagai pakar menggunakan istilah kompulsif. Dimana orang dengan tipe kepribadian finansial demikian ada kecenderungan untuk terus menghabiskan uang, konsumtif dengan rasa tidak peduli apakah keputusan finansialnya tersebut masuk pada kategori tindakan berisiko keuangan tinggi atau tidak.

3. Tipe Protector (Pelindung)

Disebut demikian karena tipe kepribadian yang satu ini memang sangat berhati-hati dan benar-benar melindungi uang yang dimilikinya. Kehidupannya cenderung tidak berada dalam jalur resiko keuangan, masalah masa depan sudah dipersiapkan dengan matang, umumnya dengan memanfaatkan atau menyiapkan dana pensiun dari pekerjaan.

Kepribadian ini sekilas kelihatan sangat sempurna, bahkan dari sisi kebiasaan berbelanja sekalipun, tipe kepribadian ini cenderung pasif walaupun dalam satu waktu muncul merek baru yang booming. Orang dengan karakteristik kepribadian protector tidak akan mau mencoba untuk membelanjakan uangnya untuk hal semacam itu.

Sisi negatif dari karakter semacam ini adalah karena sangat “lurus” dalam menjalani hidup, ada kalanya sisi investasi tidak tersentuh, padahal bisa jadi menguntungkan secara finansial.

4. Tipe Pleaser (Penggembira)

Siapa yang pernah punya pengalaman berteman dengan orang yang sangat royal dalam membelanjakan uangnya. Sering mentraktir teman-temannya atau biasa dikenal dengan istilah sosialita? Bila dalam pergaulan kita bertemu orang yang semacam ini bisa jadi mereka adalah mereka yang bertipe pleaser atau penggembira.

Pakar keuangan menggolongkan tipe kepribadian ini menjadi dua tipe lagi. Pertama adalah mereka yang hobi membelanjakan uangnya sebagai bagian dari status sosial untuk orang lain. Kedua adalah mereka yang cenderung membelanjakan uangnya untuk diri sendiri.

Secara tipikal individu bertipe kepribadian semacam ini sama. Ada kecenderungan untuk membelanjakan uangnya sebagai satu kepuasan pribadi dengan tidak memperdulikan apakah hal semacam termasuk kategori berisiko atau tidak.

Masing-masing tipe kepribadian di atas tentu saja ada sisi positif maupun negatifnya. Pemilik kepribadian mesti memahami kelebihan dan kekurangan tersebut agar dapat mengelola keuangannya dengan baik.

Manajemen Uang

Kesalahan Manajemen Uang yang Harus Dihindari

By KeuanganNo Comments

Masih banyak orang yang susah untuk mengatur uang dengan baik, terlebih dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran. Hal ini bisa dijumpai melalui tindakan pemborosan, pemenuhan gaya hidup berlebih, dan keresahan jika uangnya menipis.

Kesalahan manajemen uang adalah penyebab utama kejadian ini terjadi di masyarakat dan menjadi masalah besar yang seringkali ditemui oleh institusi keuangan.

Oleh karena itu perlunya pemahaman mengenai bagaimana mengatur uang yang baik. Berikut beberapa kesalahan yang perlu dihindari:

1. Tidak Mencatat Pengeluaran

Anda harus paham berapa pengeluaran yang dihabiskan agar bisa dihitung untuk waktu yang akan datang. Anda perlu tahu berapa pengeluaran sehari-hari dan mencatatnya secara rutin. Hal ini akan menyebabkan pengeluaran yang tidak terkendali dan tidak seimbang dengan pemasukan.

2. Mengatur Uang untuk Waktu Singkat

Kebiasaan mengatur uang harusnya dilakukan untuk waktu yang lama. Namun kebanyakan orang memiliki kebiasaan ini untuk waktu yang singkat ketika kondisi finansial sedang sekarat saja. Kesalahan ini harus dihindari oleh setiap orang karena tanpa pemikiran panjang masa depan keuangan bisa merugi.

3. Tidak Tahu Tujuan Keuangan

Tujuan keuangan yang tidak jelas adalah kesalahan besar dalam mengelola uang. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena memunculkan keresahan pada diri seseorang. Tidak tahu atau lalai tujuan akan keuangan membuat kondisi keuangan tidak jelas dan susah untuk menjadi sukses.
Hindari dengan merencanakan tujuan keuangan saat mengatur dan menyusun rencana keuangan. Hal ini merupakan salah satu tindakan manajemen uang yang baik dan terkontrol.

4. Prioritas Keuangan Tidak Jelas

Selain tujuan prioritas keuangan yang tidak jelas juga menjadi salah satu indikator jeleknya manajemen keuangan. Pengeluaran yang tidak dibagi dalam beberapa prioritas tentu bisa berakibat adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Hal ini membuat penghasilan habis begitu cepat karena digunakan untuk hal yang tidak menjadi prioritas.

5. Kurangnya Komitmen Keuangan

Komitmen atau berjanji dengan diri sendiri dan orang lain harus kuat apalagi dalam urusan keuangan. Kurangnya komitmen seperti berjanji hidup hemat akan membuat manajemen keuangan tidak akan berjalan baik. Hal ini pun berimbas dengan pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang karena pengeluaran banyak digunakan untuk hal yang melanggar komitmen.

6. Tidak Paham Aturan Asuransi

Banyak orang memanajemen uang dengan mengikuti asuransi untuk jaminan kehidupan lebih baik. Asuransi yang baik tentu menjadi idaman bagi setiap orang. Namun banyak kesalah terjadi di mana orang hanya ikut asuransi karena tergiur promo atau hanya sekedar kenal penjualnya saja.
Lagi – lagi memanajemen uang pada asuransi harus paham aturan dan juga bagaimana menetapkan tujuan, prioritas, serta komitmen. Memenuhi kebutuhan asuransi tanpa tahu aturannya atau hanya karena kenal dengan agennya, akan membuat kondisi keuangan menjadi tidak seimbang dan ujung – ujungnya merugi di masa depan.

7. Ikut – ikutan Dalam Berinvestasi

Investasi bukanlah hal buruk karena menjanjikan di masa depan. Namun banyak kasus di masyarakat banyak orang yang justru jatuh karena investasi seperti tidak untung atau tertipu investasi bodong. Hal ini biasanya diakibatkan oleh kebiasaan ikut – ikutan teman dalam berinvestasi tanpa pikir panjang dan mempelajari terlebih dahulu.

Meski terkadang ikut berinvestasi bisa menguntungkan, namun tanpa belajar dan mempersiapkan investasi secara matang tentu untung hasil investasi akan menjadi angan saja. Kesalahan ini membuat orang bisa masuk masalah ekonomi yang besar. Oleh sebab itu Anda perlu memiliki modal pengetahuan investasi dan pengalaman agar kondisi keuangan tetap baik walau berinvestasi.

Beberapa kesalahan di atas adalah salah satu hal yang harus dihindari ketika mengatur keuangan. Hal di atas tentu akan bisa membuat pendapatan serta pengeluaran tidak seimbang dan berujung pada kerugian pada keuangan sendiri. Jika sudah paham kesalahan yang ada saatnya memulai kebiasaan baik dalam manajemen keuangan, sehingga masa depan bisa lebih baik dari sekarang.

Cara Menjaga Keseimbangan Pekerjaan

Cara Menjaga Keseimbangan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi Selama WFH

By KeuanganNo Comments

Selama masih pandemi, lebih baik bekerja dari rumah untuk mencegah penularan virus corona.
WFH sehari dua hari sih sangat menyenangkan. Tetapi ini sudah berbulan-bulan, bahkan hampir setahun lamanya. Bete, jenuh, pasti sudah tingkat dewa.

WFH memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya sulit mengontrol jam kerja. Misal kalau di kantor jam 5 sore sudah bergegas pulang kerja, tapi karena di rumah, bekerja bisa bablas sampai malam.
Apalagi kalau disambi mengurus rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, memasak, dan aktivitas lainnya. Pasti makin sibuk, sehingga pekerjaan kantor akhirnya diselesaikan hingga larut.

Akibatnya, pola hidupmu malah berantakan. Jadi kacau balau. Oleh karena itu, berikut tips menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau di luar kantor tetap terjaga.

1. Buat jadwal kerja

Langkah pertama, kamu dapat membuat jadwal kerja. Patokannya jam kerja kantormu seperti biasa. Absen hadir jam 8 pagi, istirahat siang jam 12. Kembali bekerja pukul 1 siang sampai jam 5 sore.
Jangan mentang-mentang WFH, bangun lebih siang dan baru absen kerja jam 10 atau 11. Karena kalau kamu hadir lebih lambat, tetap saja jam kerjamu dihitung minimal 8 jam.

Jadi yang seharusnya pukul 5 sore sudah selesai, harus menyelesaikan tugas hingga pukul 7 atau 8 malam. Komitmen terhadap jam kerja yang sudah kamu buat, maka keseimbangan hidup yang kamu cari, pasti akan terwujud.

2. Pisahkan antara tugas kantor dan rumah

Namanya WFH, pasti jam kerjamu akan terbagi dengan tugas mengurus rumah, seperti memasak, mengepel, menyapu, mencuci baju, atau lainnya. Terlebih jika kamu sudah berkeluarga dan punya anak, mungkin saja disambi mengasuh anak. Atau anak mengajak bermain saat jam kerja.

Oleh karena itu, kamu harus bisa memisahkan antara tugas kantor dan rumah. Buat komitmen dalam diri, utamakan pekerjaan kantor. Setelah jam pulang pukul 5 sore, barulah kamu mengurus rumah atau bermain dengan anak. Inilah yang dinamakan profesional.

3. Fokus bekerja, abaikan godaan dan gangguan

Selama WFH, pastikan kamu tetap fokus bekerja. Biasanya bekerja dari rumah, banyak gangguan. Entah itu dari tugas rumah tangga, suara tetangga bergosip, anak-anak kecil bermain di depan rumah, suara tangisan bayi tetangga, teriakan orang berdagang, sampai godaan tidur siang di kasur empuk.

Walaupun sulit, kamu harus tetap fokus dan konsentrasi. Abaikan sejenak gangguan dan godaan tersebut sampai kamu menyelesaikan pekerjaanmu. Bila kamu fokus, maka pekerjaan kantor akan selesai dengan cepat, tepat, dan benar. Kamu tenang, atasanmu pun senang dengan kinerja baikmu meski dari rumah.

4. Hindari mencuri-curi waktu

Bekerja dari rumah alias WFH tidak ada bos atau rekan kerja yang memantau. Kamu bebas tanpa pengawasan. Meski demikian, bukan berarti kamu bisa main ponsel sesuka hati. Nonton drama Korea atau yutupan sampai lupa waktu.

Kalau kerjaanmu hanya begitu, kapan tugas kantor bakal selesai. Inilah yang sering dilakukan banyak karyawan, dan akhirnya terpaksa mengejar deadline pekerjaan kantor hingga larut.

5. Bekerja di ruangan khusus

Mau lebih nyaman dan fokus saat bekerja? Sebaiknya kamu bekerja di ruangan khusus. Misalnya satu ruangan dipakai selama WFH. Hindari bekerja di ruangan yang menghadap jalan raya karena akan sangat mengganggu kerjamu. Dan pastinya ruangan kerja ini, sebaiknya bukan kamarmu.
Kamar bisa jadi ‘setan’ yang menggodamu. Dari awalnya kerja sambil rebahan di kasur, lama-lama malah ketiduran.

Selain itu, tempel tulisan jangan diganggu atau don’t disturb supaya anggota keluarga lain mengetahui bahwa kamu sedang bekerja dan tidak mau diganggu dulu.

6. Jauhkan Dirimu dari Stres

Walaupun kamu disiplin dengan jadwal kerja maupun komitmen yang sudah dibuat selama WFH, tetapi kamu harus tetap bahagia. Gunakan waktu luangmu, semisal setelah pekerjaan selesai pukul 5 sore, untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai. Contohnya membaca, memasak, atau menonton satu judul film favorit.

Jadi dalam sehari, kamu tidak terus berkutat pada pekerjaan kantor saja. Waktu untuk bersantai tetap ada. Dengan begitu, kamu terbebas dari stres dan work life balance menjadi nyata.