Dewasa ini pertumbuhan asuransi syariah sangat tinggi karena banyak orang yang sadar akan pentingnya mempunyai asuransi. Asuransi syariah juga mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan asuransi nonsyariah. Bagi masyarakat muslim, menghindari hal-hal yang bersifat riba itu wajib sehingga mendorong pertumbuhan berbagai macam produk keuangan syariah termasuk asuransi syariah.
Sekarang, perusahaan asuransi syariah sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu banyak dikenal seperti perbankan syariah.
Perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional mungkin tidak terlalu terlihat tetapi pada dasarnya perbedaan tersebut terletak pada perjanjian transaksinya.
Dalam asuransi syariah, nasabah akan mengikatkan diri dalam suatu komunitas dan mereka akan saling menanggung apabila terdapat musibah.
Sementara itu, pada asuransi konvensional, nasabah membeli perlindungan dari perusahaan asuransi untuk mendapat perlindungan apabila musibah terjadi. Produk keuangan yang menjadi tren pada 2010-2011 adalah produk syariah, sehingga banyak pemilik modal yang berinvestasi pada produk keuangan ini. Di Indonesia produk syariah sudah menjamur karena masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim berminat memiliki produk keuangan syariah.
Geliat bisnis syariah kini kian menggiurkan dan banyak sekali perusahaan asuransi yang berbasis pada sistem syariah. Karena pendapatan premi yang kian naik, tak heran jika banyak sekali perusahaan yang berkompetisi dalam mendirikan bisnis syariah. Pertumbuhan perusahaan syariah sangat pesat. Banyak ahli yang memperkirakan pertumbuhan premi asuransi akan naik mencapai angka 30% (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)). Tantangan pada 2010-2011 yang dihadapi oleh banyak perusahaan yang berbasis syariah sangat beragam, dimulai dari layanan, peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia.
Selain itu, pengembangan produk keuangan syariah yang sesuai dan dibutuhkan oleh masyarakat juga dapat menjadi tantangan yang besar. Menciptakan produk keuangan syariah menjadi alternatif pendanaan bukanlah hal yang mudah, karena edukasi kepada masyarakat mengenai keuangan syariah masih kurang. Berdasarkan data, penetrasi dana asuransi syariah sendiri sudah mencapai 3,18% (Bapepam-LK) dan mendapatkan premi yang cukup besar. Banyak prediksi mengenai pertumbuhan asuransi syariah yang tinggi. Pertumbuhan produk keuangan syariah di Timur Tengah sedang mengalami naik turun disebabkan oleh jenuhnya pasar asuransi syariah. Sementara itu, perkembangan dan pertumbuhan produk keuangan syariah di Asia Tenggara sendiri relatif stabil, terutama di Malaysia. Kontribusi asuransi syariah di Malaysia sudah mencapai 1,06% dari pendapatan domestik bruto dan di Indonesia baru mencapai 0,05% (E&Y:2009).
Perkembangan perusahaan syariah di Malaysia dapat berkembang pesat karena mereka lebih didukung oleh pemerintah. Akan tetapi, di Indonesia mempunyai kelengkapan regulasi asuransi syariah yang lebih baik dari pada Pemerintah Malaysia. Di Indonesia, peluang 2012 terhadap produk keuangan syariah masih sangat terbuka lebar. Peluang pasar asuransi jiwa syariah masih sangat diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, pasar modal untuk asuransi syariah masih di bawah 3%. Dengan menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, industri keuangan syariah akan lebih berkembang pesat.
Banyak perusahaan asuransi jiwa syariah yang mencatat pertumbuhan yang tinggi dengan mendapatkan premi di atas 50% pada kuartal pertama. Pandangan para ahli terhadap perkembangan asuransi syariah 2012 akan memberikan sumbangan hingga 30% dan memperkirakan prospek dari pertumbuhan industri syariah yang cukup tinggi untuk tahun ini. Pada 2011, pembiayaan produk keuangan syariah sudah tumbuh mencapai 25%-30% dan aset keuangan syariah sendiri sudah tumbuh hingga 70% (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)). Namun, perkembangan dan pertumbuhan industri keuangan syariah sendiri masih akan didukung oleh berbagai macam faktor seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga pangsa pasar industri keuangan syariah.
Diperkirakan lebih tinggi Pertumbuhan keuangan syariah sendiri diperkirakan lebih tinggi daripada pertumbuhan keuangan bank konvensional. Kepercayaan dan juga optimisme akan kondisi ekonomi ke depan dapat juga memengaruhi kinerja sumber daya manusia di industri keuangan syariah. Bisa dikatakan juga bahwa pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia pelan, tapi pasti karena pangsa pasar asuransi jiwa syariah sudah dan masih memperlihatkan pertumbuhannya. Meskipun minat pasar tinggi, sayangnya industri tumbuh dan berkembang lamban. Namun, kinerja sumber daya manusia dari industri syariah sendiri menunjukkan performa yang cukup baik.
Bahkan banyak ahli yang memperkirakan penerimaan premi asuransi jiwa syariah dapat menembus angka lebih dari 3% pada tahun ini. Pangsa pasar yang besar mencerminkan minat masyarakat Indonesia sangat tinggi terhadap asuransi jiwa syariah. Sayangnya minat yang sangat besar akan produk keuangan syariah ini terkadang kurang direspons oleh industri asuransi syariah. Mereka melihat ketidaksungguhan industri syariah dalam memisahkan unit asuransi syariah dengan konvensional sehingga asuransi syariah menjadi perusahaan sendiri. Dengan adanya asuransi syariah akan lebih memungkinkan untuk lebih cepat laju pertumbuhannya. Saat ini, sudah terdapat 20 asuransi syariah yang terdiri dari 17 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah, dan tiga reasuransi syariah. Semakin maraknya pertumbuhan keuangan dan industri syariah turut mendorong keuangan nasional.
Sementara itu, market share industri keuangan syariah sendiri sudah terus berkembang dan pasar Indonesia masih terbuka luas untuk keuangan syariah.
Hal ini berbeda dengan berbagai negara lainnya seperti di Timur Tengah, Eropa, dan juga Malaysia. Di Timur Tengah, perkembangan keuangan syariah bergantung pada produksi minyak, begitu pula di Eropa karena banyak sekali perbankan di kawasan itu yang masih menampung dana dari pengusaha minyak di Timur Tengah. Sementara itu Malaysia, perkembangan industri syariah didukung oleh pemerintah sehingga dana yang dikelola lebih banyak berasal dari dana pemerintah.
Dibandingkan dana dari ketiga negara, dana di Indonesia masih sangat jauh. Namun, Indonesia masih mempunyai peluang yang cukup tinggi untuk perkembangan dan laju pertumbuhan industri syariah. Banyak sekali pasar di Indonesia yang belum digarap. Indonesia sebenarnya membutuhkan sistem dan konsep lain dalam keuangan dan menata perekonomiannya dan lembaga syariah ini merupakan alternatif yang paling tepat. Sehingga, kontribusi aktif dari investor baik lokal maupun mancanegara pun sangat diperlukan dalam meningkatkan pangsa pasar asuransi syariah di Indonesia. Tentunya dengan dukungan pemerintah dalam membantu perusahaan asuransi mengembangkan pangsa pasarnya.
Recent Comments