Skip to main content
All Posts By

admin

asuransi jiwa

Tiga Perusahaan Ramaikan Pasar Asuransi Mikro

By Eksternal NewsNo Comments

Sebanyak tiga perusahaan asuransi jiwa mulai masuk ke segmen pasar asuransi mikro padasemester I/2012.Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan dengandemikian sudah ada enam perusahaan asuransi jiwa yang bermain di segmen tersebut.

Jumlahpemain di segmen mikro industri asuransi jiwa bertambah menyusul penyelenggaraan seminarnasional tentang asuransi mikro pada akhir tahun lalu.Dia mengakui kontribusi segmen mikro masih kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan nilaipremi yang dihimpun industri asuransi jiwa.

Pada semester satu tahun ini, perolehan premi asuransi jiwa dari segmen pasar mikrodiproyeksikan tidak lebih dari 10% dari total premi yang dihimpun jalur distribusi alternatif yaituRp 9 triliun.Sementara itu, total premi yang dihimpun oleh industri asuransi jiwa mencapai Rp 49,7 triliun,tumbuh dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Pertumbuhan Asuransi Syariah Diharapkan Diiringi SDM Mumpuni

By Eksternal News, KeuanganNo Comments

JAKARTA- Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengharapkan pertumbuhan industri asuransi syariah yang cukup pesat diiringi oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. “Asuransi syariah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga dibutuhkan SDM yang baik,” ujar Kepala Biro Asuransi Bapepam-LK, Isa Rachmatarwata dalam Konferensi Internasional mengenai perkembangan industri asuransi syariah di Jakarta, Senin (14/5)

Ia mengemukakan, dalam konferensi internasional itu diharapkan dapat menjadi pengetahuan lebih bagi pelaku industri dalam mengembangkan asuransi syariah dan memberikan pemahaman mendalam akan perubahan-perubahan yang terjadi. “Seiring terus tumbuhnya industri syariah diharapkan pelaku industri dapat menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang untuk semakin mengembangkan industri syariah di Indonesia,” ujar dia.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Sudah sepatutnya indonesia memiliki peran yang lebih besar dalam kancah industri asuransi syariah di regional maupun dunia. “Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk melakukan upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai asuransi shariah,” ujar Isa.

Sementara di tempat yang sama, Ketua Umum AASI, M Shaifie mengharapkan forum ini dapat memperkaya wacana dan referensi bagi pelaku industri asuransi syariah Indonesia dalam memperkuat bisnisnya. “Dalam forum itu masalah kualitas SDM merupakan jadi salah satu fokus karena ini prioritas utama bagi pelaku industri, selain itu perbaikan masalah operasional terutama kebijakan ´underwwriting´ dan klaim yang terukur serta dipertanggung jawabkan,” katanya. Ia mengharapkan, terus berkembangnya industri syariah itu, pelaku industri harus menyiapkan pengetahuan yang memadai dalam memberikan informasi ke publik. Untuk memberikan informasi yang memadai bagi publik, lanjut dia, agen asuransi diwajibkan memeiliki sertifikasi agen asuransi sehingga publik mendapatkan informasi yang tepat.

“Siapapun yang berhubungan dengan publik dia memahami produk itu, jadi publik mendapatkan informasi yang tepat, dengan adanya sertifikasi maka ada standar pengetahuan tentang suatu produk, ucap dia. Saat ini, kata Shaifie, perusahaan asuransi sudah melakukan pendidikan secara khusus dan bekerjasama dengan asosiasi asuransi jiwa Indonesia (AAJI). “Perusahaan asuransi di Indonesia melakukan kerjasama dalam memberikan sertifikasi sehingga sertifikasi itu ´recognize´. Bukan hanya agen, operator, penerima tamu saja yang disertifikasi, Kepala Cabang juga harus bersertifikasi, obsesi kami seperti itu,” kata dia. President Direktur Prudential, William Kuan mengaku, secara internal pihaknya sudah membuat sistem khusus untuk melakukan pendidikan mengenai produk yang ditawarkan ke publik.

“Pihak kami sedang membuat sistem dan pendidikan untuk sertifikasi. Dengan begitu, diyakini dalam waktu dekat akan menyelesaikan masalah yang ada,” ucap dia.(ant/hrb)

Asuransi syariah di RI kian bergairah

By KeuanganNo Comments

Dewasa ini pertum­buh­an asuransi syariah sangat tinggi karena banyak orang yang sadar akan pentingnya mempunyai asuransi. Asu­ran­si syariah juga mempunyai banyak keung­gul­­an dibandingkan dengan asuransi nonsyariah. Bagi masyarakat mus­­lim, menghin­da­­ri hal-hal yang bersifat riba itu wa­­­jib sehingga mendo­rong pertumbuhan berbagai macam produk keuang­an syariah termasuk asuransi sya­riah.

Sekarang, perusahaan asuransi syariah sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu banyak dikenal seperti perbankan syariah.
Perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional mungkin tidak terlalu terlihat tetapi pada dasarnya perbedaan tersebut terletak pada perjanjian transaksinya.

Dalam asuransi syariah, nasabah akan mengikatkan diri da­­­lam suatu komunitas dan mere­ka akan saling menanggung apabila terdapat musibah.
Sementara itu, pada asuransi konvensional, nasabah membeli perlindungan dari perusahaan asu­ransi untuk mendapat perlin­dung­an apabila musibah terjadi. Produk keuangan yang menjadi tren pada 2010-2011 adalah produk syariah, sehingga banyak pemilik modal yang berinvestasi pada produk keuangan ini. Di Indonesia produk syariah su­­dah menjamur karena masya­rakat Indonesia yang mayoritas muslim berminat memiliki pro­duk keuangan syariah.

Geliat bisnis syariah kini kian menggiurkan dan banyak sekali perusahaan asuransi yang berbasis pada sistem syariah. Karena pendapatan premi yang kian naik, tak heran jika banyak sekali perusahaan yang berkompetisi dalam mendirikan bisnis syariah. Pertumbuhan perusahaan syariah sangat pesat. Banyak ahli yang memperkirakan pertumbuhan premi asuransi akan naik mencapai angka 30% (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)). Tantangan pada 2010-2011 yang dihadapi oleh banyak perusahaan yang berbasis syariah sangat beragam, dimulai dari la­­yanan, peningkatan dan pe­­ngem­bangan sumber daya ma­­nusia.

Selain itu, pengembangan pro­­duk keuangan syariah yang se­­suai dan dibutuhkan oleh ma­­sya­rakat juga dapat menjadi tantangan yang besar. Menciptakan produk keuang­an syariah menjadi alternatif pen­­danaan bukanlah hal yang mudah, karena edukasi kepada masyarakat mengenai keuangan syariah masih kurang. Berdasarkan data, penetrasi da­­­na asuransi syariah sendiri su­­­dah mencapai 3,18% (Bapepam-LK) dan mendapatkan premi yang cukup besar. Banyak prediksi mengenai per­­­­tumbuhan asuransi syariah yang tinggi. Pertumbuhan pro­­­duk keuangan syariah di Timur Tengah sedang mengalami naik turun disebabkan oleh jenuhnya pasar asuransi syariah. Sementara itu, perkembangan dan pertumbuhan produk keuangan syariah di Asia Tenggara sendiri relatif stabil, terutama di Malaysia. Kontribusi asuransi syariah di Malaysia sudah mencapai 1,06% dari pendapatan domestik bruto dan di Indonesia baru men­­capai 0,05% (E&Y:2009).

Perkembangan perusahaan sya­­­riah di Malaysia dapat ber­­kembang pesat karena mereka lebih didukung oleh pemerintah. Akan tetapi, di Indonesia mem­­punyai kelengkapan regulasi asuransi syariah yang lebih ba­­­ik dari pada Pemerintah Ma­­­laysia. Di Indonesia, peluang 2012 terhadap produk keuangan syariah masih sangat terbuka lebar. Peluang pasar asuransi jiwa syariah masih sangat diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Biro Per­asuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, pasar modal untuk asuransi syariah masih di bawah 3%. Dengan menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, industri keuangan syariah akan lebih berkembang pesat.

Banyak perusahaan asuransi jiwa syariah yang mencatat pertumbuhan yang tinggi dengan mendapatkan premi di atas 50% pada kuartal pertama. Pandangan para ahli terhadap perkembangan asuransi syariah 2012 akan memberikan sum­bangan hingga 30% dan memperkirakan prospek dari per­­tumbuhan industri syariah yang cukup tinggi untuk tahun ini. Pada 2011, pembiayaan produk keuangan syariah sudah tumbuh mencapai 25%-30% dan aset ke­­­uangan syariah sendiri sudah tum­­buh hingga 70% (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)). Namun, perkembangan dan pertumbuhan industri keuangan syariah sendiri masih akan didukung oleh berbagai macam faktor seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga pangsa pasar industri keuangan syariah.

Diperkirakan lebih tinggi Pertumbuhan keuangan syariah sendiri diperkirakan lebih ting­gi daripada pertumbuhan ke­­­uangan bank konvensional. Kepercayaan dan juga optimis­me akan kondisi ekonomi ke de­­­pan dapat juga memengaruhi kinerja sumber daya manusia di industri keuangan syariah. Bisa dikatakan juga bahwa per­­­tumbuhan keuangan syariah di Indonesia pelan, tapi pasti karena pangsa pasar asuransi jiwa syariah sudah dan masih mem­­­perlihatkan pertumbuh­an­nya. Meskipun minat pasar tinggi, sayangnya industri tumbuh dan berkembang lamban. Namun, kinerja sumber daya ma­­­nusia dari industri syariah sendiri menunjukkan performa yang cukup baik.

Bahkan banyak ahli yang mem­­perkirakan penerimaan pre­­mi asuransi jiwa syariah dapat menembus angka lebih dari 3% pada tahun ini. Pangsa pasar yang besar me­­n­cerminkan minat masyarakat Indonesia sangat tinggi terhadap asuransi jiwa syariah. Sayangnya minat yang sangat besar akan produk keuangan sya­­­riah ini terkadang kurang di­­respons oleh industri asuransi syariah. Mereka melihat ketidaksungguhan industri syariah dalam me­­­­­misahkan unit asuransi syariah dengan konvensional sehingga asuransi syariah menjadi per­­usahaan sendiri. Dengan adanya asuransi syariah akan lebih memungkinkan untuk lebih cepat laju pertum­buhannya. Saat ini, sudah terdapat 20 asuransi syariah yang terdiri dari 17 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah, dan tiga reasuransi syariah. Semakin maraknya pertumbuhan keuangan dan industri syariah turut mendorong keu­ang­an nasional.

Sementara itu, market share industri keuangan syariah sendiri su­­dah terus berkembang dan pasar Indonesia masih terbuka luas un­­­tuk keuangan syariah.
Hal ini berbeda dengan berbagai negara lainnya seperti di Ti­­­mur Tengah, Eropa, dan juga Malaysia. Di Timur Tengah, perkem­bang­­an keuangan syariah ber­­gan­tung pada produksi minyak, be­­­gitu pula di Eropa karena banyak sekali perbankan di ­ka­­­wa­­s­an itu yang masih menampung dana dari pengusaha minyak di Timur Tengah. Sementara itu Malaysia, per­kembangan industri syariah di­­­dukung oleh pemerintah sehingga dana yang dikelola lebih banyak berasal dari dana pemerintah.

Dibandingkan dana dari ketiga negara, dana di Indonesia masih sangat jauh. Namun, Indonesia masih mempunyai peluang yang cukup tinggi untuk perkembang­an dan laju pertumbuhan industri syariah. Banyak sekali pasar di Indo­nesia yang belum digarap. Indo­nesia sebenarnya membutuhkan sistem dan konsep lain dalam ke­­­­uangan dan menata perekonomiannya dan lembaga syariah ini merupakan alternatif yang paling tepat. Sehingga, kontribusi aktif dari investor baik lokal maupun man­­­canegara pun sangat diper­lu­kan dalam meningkatkan pang­­sa pasar asuransi syariah di Indonesia. Tentunya dengan dukungan pemerintah dalam membantu perusahaan asuransi mengembangkan pangsa pasarnya.

Indonesia, Negara dengan Pertumbuhan Industri Asuransi Syariah Tercepat

By Eksternal News, KeuanganNo Comments

Jakarta, 14/5/2012 MoF (Fiscal) News – Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri asuransi Syariah tercepat. Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Asuransi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata dalam konferensi internasional yang mengusung tema “Expanded Role of Actuaries – Balancing Policy Holder, Share Holder and Regulatory Expectations”. Acara ini berlangsung pada Senin (14/5) di Hotel Shangri-la, Jakarta.

Bapepam-LK mencatat, total premi bruto yang dibukukan oleh industri asuransi Syariah di Indonesia mencapai Rp4,97 triliun pada 2011. “Angka itu artinya terjadi pertumbuhan dengan nilai mencapai 10 kali lipatnya, jika kita dibandingkan dengan tahun 2006,” katanya. Berdasarkan catatan Bapepam-LK,  total premi bruto yang dibukukan oleh industri asuransi Syariah di Indonesia  pada tahun pada tahun 2006 adalah Rp499 miliar.

Dengan kian meningkatnya jumlah pemain baru dalam industri asuransi syariah, Isa  mengatakan, pihaknya optimistis  pada tahun 2012 market share asuransi syariah dapat tumbuh mencapai  5 persen dari industri asuransi secara keseluruhan. Isa juga menambahkan, untuk mewujudkan governance yang lebih baik, Bapepam-LK meminta perusahaan asuransi yang memiliki unit usaha syariah atau murni usaha syariah untuk memisahkan laporan mengenai tingkat pengelolaan risiko (RBC). “Pemisahan ini bertujuan unutuk menjaga kesehatan perusahaan dan meningkatkan transparansi,” kata Isa.

Konferensi internasional ini diselenggarakan sebagai respon dari perkembangan asuransi syariah yang semakin pesat dan menuntut pemahaman lebih mendalam, akan perubahan-perubahan yang terjadi agar para pemangku kepentingan, terutama pelaku industri, dapat menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang untuk semakin mengembangkan industri syariah di Indonesia. (ak)

pendirian amanah githa

Pendirian Anak Perusahaan Dana Pensiun Perhutani, PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha

By Internal NewsNo Comments

Pada hari kamis, 15 Desember 2011, secara resmi berdiri anak perusahaan Dana Pensiun Perhutani yang di beri nama PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha (PT. AJS Amanah Githa) yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa, didirikan berdasarkan akta pendirian Notaris Dewantari Handayani, MPA  No 8 tanggal 15 Desember 2011. Modal di setor perseroan sebesar Rp 80 Milyar dengan dana Pensiun Perhutani sebagai pemegang saham mayoritas sebesar Rp 76 Milyar (95%) dan PT. Arga Bangun Bangsa sebagai pemilik saham minoritas sebesar Rp 4 Milyar (5%).

 Latar belakang Pendirian Anak Perusahaan

        latar belakang dan tujuan didirikannya perusahaan untuk meningkatkan penghasilan Dana Pensiun Perhutani serta mengurangi tingkat Volatilitas di pasar modal yang sangat berpengaruh terhadap nilai portofolio maupun hasil investasi, sekaligus menangkap pangsa pasar (captive market) yang ada pada Perum Perhutani maupun PT. Arga Bangun Bangsa. Pangsa pasar dimaksudkan antara lain :

  1. Perhutani sebagai BUMN yang mengelola 2,4 juta ha hutan, memiliki 24.000 karyawan.
  2. Perhutani memiliki lebih dari 122 lokasi pariwisata Pulau Jawa .
  3. Mengikutsertakan karyawan Perum Perhutani pada unit DPLK PT. AJS Amanahjiwa Giri Artha.
  4. ESQ memiliki kekuatan alumni dan jaringan yang luas.

Pemilihan jenis asuransi syariah berlatar belakang dari perkembangan kinerja perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Dari sector industri keuangan yang cukup berkembang adalah asuransi syariah, total asset asuransi syariah meningkat 38% dari Rp 5 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 6,9 triliun pada 2010. Dibandingkan dengan pangsa pasar pada tahun 2009 sebesar 4,3% meningkat menjadi 4,7% per Desember tahun 2010. Dari sisi penambahan premi diperkirankan pertumbuhan asuransi syariah akan terus meningkat hingga 50% pada tahun 2011. Penduduk Indonesia mayoritas muslim, berdasarkan hasil riset prudential, terdapat 4 juta calon pemegang polis potensial yang menginnginkan Polis Syariah namun belum terealisasikan. Dengan demikian peluang pasar masih terbuka luas.

Proses Penandatanganan Akta Pendirian.

Acara peresmian tersebut di hadiri oleh Dewan Pengawas Dana Pensiun Perhutani, Direksi Dana Pensiun Perhutani dan wakil PT. Arga Bangun Bangsa. Diawali dengan pembacaan akta pendirian oleh notaris Dewantari Handayani, MPA, dilanjutkan dengan penandatanganan akta pendirian oleh Bapak DR. Djoko Wijanto, MM, selaku Direktur Utama Dana Pensiun Perhutani dan Bapak Ary Ginanjjar Agustian selaku Direktur Utama Arga Bangun Bangsa. Telah diangkat pula Dewan Direksi yakni Azwir Arifin, MSc (Direktur Utama) dan Finaldi .S.K.Hasnam (Direktur), dan Dewan Komisaris: Damami Abrori, Ary Ginanjar Agustian dan M. Syafii Antonio, serta Dewan Pengawas Syariah adalah Drs. Slamet Effendi Yusuf dan Amin Musa.